Hubungan Komunikasi Orangtua Dengan Temper Tantrum Pada Anak Usia 3-6 Tahun Di Paud Yabes Medan Deli

  • Nurhartati Ndraha
  • Dior Manta Tambunan STIKes Murni Teguh
Keywords: Children Aged 3-6 Years, Parental Communication, Temper Tantrum

Abstract

Temper tantrums are behaviour that often occurs in pre-school children, characterized by excessive emotional outbursts and behaviour due to anger and frustration in children with clinical symptoms of stubbornness, defiance, defiance, resistance, rebellion, anger, harsh words, crying, screaming, shouting, rolling around, kicking, biting, banging your head against the wall, pulling your hair, hitting, throwing things, and throwing your body on the floor. This study aims to identify the relationship between parental communication and temper tantrums in children aged 3-6 years at Paud Yabes Medan Deli. The research method is quantitative with a Cross Sectional Survey using a questionnaire sheet adopted from previous researchers. The sampling technique in this research was Total Sampling. The population in this study was 50 pre-school children aged 3-6 years. Bivariate data analysis used the chi-square test. The results of the research showed that parental communication was in the good category as many as 40 respondents (80%), temper tantrums in children aged 3-6 years were in the good category as many as 40 respondents (80%), and obtained a p-value = 0.004 (α <0, 05), which means that there is a significant relationship between parental communication and temper tantrums in children aged 3-6 years at Paud Yabes Medan Deli. It can be concluded that there is a relationship between parental communication and temper tantrums in children aged 3-6 years. It is recommended for future researchers to add variables for the level of parental knowledge, emotional intelligence of parents, family dynamics, communication style and cultural influences on temper tantrums in children aged 3-6 years.

 

Abstrak

Temper tantrum adalah perilaku yang sering terjadi pada usia anak pra sekolah ditandai dengan luapan emosi dan perilaku yang berlebihan akibat kemarahan dan kondisi frustasi anak dengan gejala klinis sikap keras kepala, menentang, membangkang, melawan, memberontak, marah, berkata-kata kasar, menangis, menjerit, berteriak, berguling-guling, menendang, menggigit, membenturkan kepala ke tembok, menarik rambut, memukul, melempar barang, dan membantingkan badan ke lantai. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan komunikasi orang tua dengan temper tantrum pada anak 3-6 tahun di Paud Yabes Medan Deli. Metode penelitian adalah kuantitatif dengan Survei Cross Sectional menggunakan lembar kuesioner yang diadopsi dari peneliti sebelumnya. Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Total Sampling. Jumlah Populasi dalam penelitian ini adalah dengan jumlah 50 anak usia pra sekolah 3-6 tahun. Analisa data bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan komunikasi orang tua dengan kategori baik sebanyak 40 responden (80%), temper tantrum pada anak usia 3-6 tahun dengan kategori baik sebanyak 40 responden (80%), dan didapatkan nilai p-value = 0,004 (α <0,05), yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara komunikasi orang tua dengan temper tantrum pada anak usia 3-6 tahun di Paud Yabes Medan Deli. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan komunikasi orang tua dengan temper tantrum pada anak usia 3-6 tahun. Direkomendasikan pada peneliti selanjutnya untuk menambahkan variabel tingkat pengetahuan orang tua, kecerdasan emosioanl orang tua, dinamika keluarga, gaya komunikasi dan pengaruh budaya tingkat dengan temper tantrum pada anak usia 3-6 tahun.

Published
2024-06-13